Kamis, 01 Maret 2012

Memahami Teori Komunikasi : Pendekatan, Pengertian, Kerangka Teori Analis, dan Perspektif

Pemahaman Konseptual: Pendekatan dan Pengertian 

Sebelum sampai pada pembahasan tentang berbagai teori dan model dalam ilmu komunikasi, terlebih dahulu kita membahas mengenai pendekatan - pendekatan atau pandangan - pandangan dalam keilmuan yg berlaku di kalangan masyarakat akademis.

Menurut Littlejohn, dalam bukunya "Theories of Human Communication", secara umumdunia masyarakat ilmiah menurut cara pandang serta objek pokok pengamatannya dapat dibagi dalam 3 kelompok atau aliran pendekatan, yaitu: pendekatan scientific (ilmiah - empiris), pendekatan humanistic (humanoria interperatif), serta pendekatan social sciences (ilmu - ilmu sosial). 

Aliran pendekatan scientific umumnya berlaku di kalangan para ahli ilmu - ilmu eksakta (seperti fisika, biologi, kedokteran, matematika, dll). Menurut pandangan ini ilmu diasosiasikan dengan objektivitas. Maksudnya adalah objektivitas yg menekankan prinsip standarisasi observasi dan konsistensi. Landasan filosofisnya adalah bahwa dunia ini pada dasarnya mempunyai bentuk dan struktur.
Ciri utama lainnya dari kelompok pendekatan ini adalah adanya pemisahan yg tegas antara known (objek atau hal yg ingin diketahui dan diteliti) danknower (subjek pelaku/pencari pengetahuan atau pengamat)

Apabila aliran pendekatan scientific mengutamakan prinsip objektivitas, maka kelompok pendekatan humanistic mengasisiasikan ilmu dengan prinsip subjektivitas. perbedaan - perbedaan pokok antara kedua aliran pendekatan ini antara lain sebagai berikut:
1.     Aliran scientific, ilmu bertujuan untuk menstandarisasi observasi, sedangkan aliran humanistic mengutamakan kreativitas individual.
2.     Aliran scientific berpandangan bahwa tujuan ilmu adalah mengurangi perbedaan - perbedaan pandangan tentang hasil pengamatan, sementara aliran humanistic bertujuan untuk memahami tanggapan dan hasil temuan subjektif individual.
3.     Aliran scientific memandang ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yg berada di sana (out there), di luar diri pengamat/peneliti. Sedangkan aliran humanistic melihat ilmu pengetahuannya sebagai sesuatu yg berada di sini (in here), berarti dalam diri pengamat/peneliti (pemikiran, interpretasi)
4.     Aliran scientific memfokuskan perhatiannya pada dunia hasil penemuan (discovered world), sedangkan aliran humanisticmenitikberatkan perhatiannya pada dunia para penemunya (discovering person).
5.     Aliran scientific berupaya memperoleh konsensus, sementara aliran humanistic mengutamakan interpretasi - interpretasi alternatif.
6.     Aliran scientific membuat pemisahan yg tegas antara known danknower, sedangkan aliran humanistic cenderung tidak memisahkan kedua hal tersebut.
Pandangan klasik dari aliran humanistic adalah bahwa cara pandang seseorang tentang sesuatu hal akan menentukan penggamabaran dan uraiannya tentang hal tersebut. Karena sifatnya subjektif dan interperatif, maka pendekatan aliran humanistic ini lazimnya cocok diterapkan untuk mengkaji persoalan - persoalan yg menyangkut sistemnilai kesenian, kebudayaan, sejarah, dan pengalaman pribadi.

Kelompok aliran yg ketiga adalah pendekatan khusus ilmu pengetahuan sosial (social sciences). Pendekatan ini yg di terapkan oleh para pendukung kelompok aliran ini pada dasarnya merupakan gabungan atau kombinasi dari pendekatan - pendekatan aliran scientific dan humanistik. Pendekatan ilmu sosial merupakan perpanjangan (extension) dari pendekatan ilmu alam (natural science).
Dipergunakannya 2 pendekatan scientific dan humanistic yg masing - masing berbeda prinsip ini adalah kerena yg menjadi objek studi dalam ilmu pengetahuan sosial dalah kehidupan manusia. Para ahli ilmu sosial, seperti para ahli ilmu alam harus mampu mencapai kesepakatan atau konsensus mengenai hasil temuan pengamatannya, meskipun kesepakatan atau konsensus yg dicapai tersebut sifatnya "relatif", dalam arti dibatasi oleh faktor - faktor waktu, situasi, dan kondisi tertentu.

Para ahli ilmu komunikasi yg meneliti bidang studi seperti komunikasi antarpribadi, komunikasi dalam kelompok. komunikasi organisasi, komunikasi massa, dan lain - lain umumnya banyak menerapkan metode - metode pendekatan scientifc. Teori - teori yg dihasilkannya biasanya disebut sebagai teori komunikasi (communication theory). Sementara itu pendekatan - pendekatan humanistic juga banyak diterapkan dalam penelitian tentang masalah - masalah komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok. komunikasi organisasi, komunikasi massa, dan lain - lain.

Teori Komunikasi

Secara umum istilah teori dalam ilmu sosial mengandung beberapa pengertian, yaitu:
Komunikasi berarti membuat menjadi sama
Dedy Mulyana: Komunikasi menyarankan bahwa pikiran suatu makna atau pesan di anut secara bersama
Definisi komunikasi: Usaha manusia menyampaikan isi pertanyaan atau pesan kepada manusia lain.
Fungsi komunikasi
Menyatakan dan mendukung identitas diri
Mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, berperilaku sesuai dengan apa yang kita inginkan
Mengendalikan lingkungan fisik & psikologis
Menyelesaikan masalah
Memuaskan rasa penasaran
Menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain
Menunjukan ikatan dengan orang lain
Memutuskan untuk melakukan dan tidak melakukan sesuatu
Meningkatkan kesadaran pribadi, kesadran fisik
Mengembangkan keberadaan suatu masyarakat
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa teori pada dasarnya merupakan "konseptualisasi atau penjelasan logis dan empiris tentang suatu fenomena". Teori memiliki 2 ciri umum, yaitu:
1.     Semua teori adalah "abstraksi" mengenai suatu hal. Dengan demikian teori sifatnya terbatas.
2.     Semua teori adalah konstruksi ciptaan individual manusia. Oleh sebab itu sifatnya relatif tergantung pada cara pandang si pencipta teori.
Berdasarkan uraian diatas, secara sederhana teori komunikasi pada dasarnya merupakan "Konseptualisasi atau penjelasan logis tentang fenomena peristiwa komunikasi dalam kehidupan manusia".
Menurut Littlejohn, penjelasan dalam teori berdasarkan pada "prinsip keperluan" (the principle of necessity), yakni suatu penjelasan yg menerangkan variabel - variabel apa yg kemungkinan di perlukan untuk menghasilkan sesuatu. Selanjutnya Littlejohn menjelaskan bahwa prinsip keperluan ini ada 3 macam: (1) casual necessity (keperluan kasual); (2) practical necessity(keperluan praktis); (3) logical necessity (keperluan logis).Ada beberapa patokan yg dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam mengevaluasi kesahihan teori, yaitu:
1.     Cakupan Teoretis (theoretical scope). Dengan demikian persoalan pokok di sini adalah apakah suatu teori yg dibangun memiliki prinsip generalityatau keberlakuan umum.
2.     Kesesuaian (appropriateness), yakni apakah isi teori sesuai dengan pertanyaan - pertanyaan / permasalahan - permasalahan teoretis yg diteliti.
3.     Heuristic. Pertanyaannya adalah apakah suatu teori yg dibentuk punya potensi untuk menghasilkan penelitian atau teori - teori lainnya yg berkaitan.
4.     Validitas (validity) atau konsistensi internal dan eksternal. Konsistensi internal mempersoalkan apakah konsep dan penjelasan teori konsisten dengan pengamatan. Konsistensi eksternal mempertanayakan apakah teori yg dibentuk didukung oleh teori - teori lainnya yg telah ada.
5.     Parsimony (kesederhanaan). Inti pemikirannya adalah bahwa teori yg baik adalah teori yg berisikan penjelasan - penjelasan yg sederhana.

Lingkup Teori Komunikasi

Menurut Littlejohn (1989), secara umum teori - teori komunikasidapat dibagi dalam dua kelompok. Kelompok pertama disebut kelompok "teori - teori umum" (general theories). Kelompok kedua adalah kelompok "teori - teori kontekstual" (contextual theories).

Teori - Teori Umum (general theories)
1.     Teori - Teori Fungsional dan Struktural. Ciri dari jenis teori ini (meskipun istilah fungsional dan struktural barangkali tidak tepat) adalah adanya kepercayaan atau pandangan tentang berfungsinya secara nyata struktur yg berada di luar diri pengamat. Menurut pandangan ini, seorang pengamat adalah bagian dari struktur. Oleh karena itu cara pandangnya juga akan dipengaruhi oleh struktur yg berada di luar dirinya.
2.     Teori - Teori Behavioral dan Cognitive. Teori - teori ini merupakan gabungan dari dua tradisi yg berbeda. Asumsinya tentang hakikat dan cara menentukan pengetahuan juga sama dengan aliran strukturalis dan fungsional.
3.     Teori - Teori Konvensional dan Interaksional. Teori - teori ini berpandangan bahwa kehidupan sosial meruapakan suatu proses interaksi yg membangun, memelihara serta mengubah kebiasaan - kebaisaan tertentu, termasuk dalam hal ini bagasa dan simbol - simbol. Komunikasi, menurut teori ini dianggap sebagai alat perekat masyarakat (the glue of society). Kelompok teori ini berkebamng dari aliran pendekatan "interaksionisme simbolis" (symbolic interactionism) sosiologi dan filsafat bahasa ordiner. Bagi kalangan pendukung teori - teori ini, pengetahuan dapat ditemukan melalui metode interpretasi.
4.     Teori - Teori Kritis dan Interpretif. Gagasan - gagasannya banyak berasal dari berbagai tradisi, seperti sosiologi interpretif (interpretive sociology), pemikiran Max Weberphenomenology dan hermeneutics, Marxisme dan aliran "Frankfurt School", serta berbagai pendekatan tekstual, seperti teori - teori retorika, biblical, dan kesusastraan. Pendekatan kelompok teori ini terutama sekali populer di negara - neara eropa.

Teori - Teori Kontekstual (contextual theories)
1.     Komnikasi Intrapribadi (intrapersonal communication) adalah proses komunikasi yg terjadi dalam diri seseorang. Yang menjadi pusat perhatian disini adalah bagaimana jalannya proses pengolahan informasi yg dialami seseorang melalui sistem syaraf dan inderanya.
2.     Komunikasi Antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antar perorangan dan bersifat pribadi, baik yg secara langsung (tanpa medium) ataupun tidak langsung (melalui medium).
3.     Komunikasi Kelompok (group communication) memfokuskan pembahasannya pada interaksi di antara orang - orang di dalam kelompok - kelompok kecil. Komunikasi kelompok juga melibatkan komunikasi antar pribadi. Teori - trori komunikasi kelompok antara lain membahas tentang dinamika kelompok, efisiensi, dan efektivitas penyampaian informasi dalam kelompok, pola dan bentuk interaksi, serrta pembuatan keputusan.
4.     Komunikasi Organisasi (organizational communication) menunjuk pada pola dan bentuk komunikasi yg terjadi dalam konteks dan jaringan organisasi. Komunikasi organisasi melibatkan bentuk - bentuk komunikasi formal dan informal.
5.     Komunikasi Massa (mass communication) adalah komunikasi melalui media massa yg ditujukan kepada sejumlah khalayak yg besar. Proses komunikasi massa melibatkan aspek - aspek komunikasi intrapribadi, komunikasi antar pribadi, komunikasi kelompok, dan komunikasi organisasi. Teori komunikasi massa umumnya memfokuskan perhatiannya pada hal - hal yg menyangkut struktur media, hubungan media dan masyarakat, hubungan antar media dan khalayak, aspek - aspek budaya dari kmunikasi massa, serta dampak atau hasil komunikasi massa terhadap individu.

Sumber:
Teori Komunikasi, Sasa Djuarsa Sendjaja 



Kamis, 22 Desember 2011

Komunikasi dan Budaya

Istilah kebudayaan berasal dari kata sansekerta Buddayah sebagai bentuk jamak dari Buddhi yg berarti “budi” atau “akal”. Maka kebudayaan dapat diartikan “hal – hal yang bersangkutan dengan budi dan akal”. Bahasa Inggrisnya adalah culture yg berasal dari kata latin colere artinya “mengolah, mengerjakan” atau “sebagai segala daya dan usaha manusia untuk mengubah alam”.

Peranan Kebudayaan dalam Kehidupan Manusia
Salah satu wujud kebudayaan ideal yg berfungsi mengatur, mengendalikan, dan mengarahkan tingkah laku masyarakatnya. Jadi fungsi kebudayaan adalah memberikan tuntutan dan tuntunan kepada masyarakatnya. Budaya menuntun masyarakat untuk bertingkah laku sesuai dengan adat istiadat, dan menuntunnya jika menyimpang dari norma – norma sosial yg berlaku.
Dalam studi kebudayaan memang dikenal adanya istilah “harapan budaya” (culture expectation), yakni harapan masyarakat dari suatu kebudayaan kepada para anggotanya untuk bertingkah laku sesuai dengan adat istiadat yg berlaku.

Pengaruh Kebudayaan dalam Komunikasi
Keberhasilan komunikasi ditentukan oleh kemampuan komunikasi memberi makna terhadap pesan yg diterimanya. Semakin besar kemampuan komunikasi memberi makna pada pesan yg diterimanya, semakin besar pula kemungkinan komunikasi memahami pesan tersebut.
Komunikasi pada prinsipnya memang merupakan proses penafsiran atau pemberian makna terhadap pesan – pesan. Sebelum mengirim pesan tersebut, komunikan mengolah pesan dan menafsirkannya, apakah makna yg dikandung pesan tersebut telah memenuhi tujuan komunikator dalam penyampaian maksudnya.
Komunikasi berfungsi sebagai alat untuk meneruskan warisan budaya berupa nilai – nilai, norma, dan keyakinan yg dianut dan diaplikasikan dalam kehidupan sehari – hari dari suatu generasi ke generasi berikutnya.

Komunikasi Antar Budaya
Komunikasi antar budaya adalah komunikasi antar orang – orang yg mempunyai latar belakang budaya yg berbeda. Perbedaan budaya tersebut terdapat mulai dari tingkat individu, kelompok sosial, etnis/ras, Negara, hingga dunia.
Bentuk komunikasi antar budaya:
1. Komunikasi antar budaya
2. Komunikasi antar ras yg berbeda atau komunikasi antar etnis
3. Komunikasi antar kelompok agama yg berbeda
4. Komunikasi antar bangsa yg berbeda (Komunikasi Internasional)
5. Komunikasi antar subkltur yg berbeda
6. Komunikasi antara subkultur dan kultur yg dominan
7. Komunikasi antar jenis kelamin



Sumber:

- Pengantar Ilmu Komunikasi, Sasa Djuarsa Sendjaja

- Ilmu Komunikasi suatu Pengantar, Dedy Mulyana

- Communication Between Cultures, Larry A. Samovar & Richard E. Porter

http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/webbasedmedia

Selasa, 22 November 2011

Komunikasi Antar Pribadi


Definisi Komunikasi Antar Pribadi
Definisi komunikasi antar pribadi dapat di lihat dari 3 perspektif, yaitu:
1. Perspektif Komponensial
Yaitu, perspektif yang memahami komunikasi antar pribadi dengan melihat komponen – komponennya. Komunikasi antar pribadi merupakan proses pengiriman dan penerimaan pesan antara 2 orang atau diantara sekelompok kecil orang dengan berbagai efek dan umpan balik.

2. Perspektif Pengembangan
Menurut perspektif ini, komunikasi adalah suatu proses yg berkembang, yaitu dari yg bersifat impersonal meningkat menjadi interpersonal atau intim.

3. Perspektif dilihat dari hubungannya
Dalam pandangan ini, komunikasi antar pribadi didefinisikan sebagai komunikasi yg terjadi di antara 2 orang yg mempnyai hubungan yg terlihat jelas di antara mereka. Melalui komunikasi antar pribadi, hubungan diantara 2 orang dapat dibentuk.

Tujuan Komunikasi Antar Pribadi
1. Mengenal diri sendiri dan orang lain
Komunikasi antar pribadi memberikan kesempatan bagi kita untuk memperbincangkan diri kita sendiri. Dengan memperbincangkan tentang diri kita pada orang lain, kita akan membuat perspektif baru tentang diri kita sendiri dan memahami lebih mendalam tentang sikap dan perilaku kita.

2. Mengetahui dunia luar
Komunikasi antar pribadi memungkinkan kita untuk memahami lingkungan kita secara baik, yakni tentang obyek, kejadian – kejadian orang lain. Banyak informasi yg kita miliki sekarang berasal dari interaksi antar pribadi.

3. Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna
Sebagian besar waktu yg kita gunakan dalam komunikasi antar pribadi bertujuan untuk menciptakan dan memelihara hubungan sosial dengan orang lain.

4. Mengubah sikap dan perilaku
Dalam komunikasi antar pribadi sering kita berupaya mengubah sikap dan perilaku orang lain. Melalui komunikasi antar pribadi kita mempersuasi orang lain.

5. Bermain dan mencari hiburan
Bermain mencakup semua kegiatan untuk memperoleh kesenangan. Bercerita dengan teman tentang kegiatan akhir pecan, membicarakan olah raga, menceritakan kejadian – kejadian lucu, dan pembicaraan – pembicaraan lain yg hampir sama merupakan kegiatan yg bertujuan untuk memperoleh hiburan.

6. Membantu
Dengan menceritakan masalah kita pada orang lain. Maka akan mendorong orang lain membantu memecahkan masalah kita.

Efektifitas Komunkasi Antar Pribadi
A. Dari Perspektif Humanistik
Perspektif ini menekankan keterbukaan, empati, perilaku suportif, dan kesamaan. Pada umumnya sifat – sifat ini akan membantu interaksi menjadi lebih berarti, jujur, memuaskan.

B. Dari Perspektif Pragmatis
Perspektif pragmatis atau perilaku, menekankan manajemen interaksi, kebersamaan, dan sifat – sifat umum yg membantu mencapai berbagai tujuan yg diinginkan dalam komunikasi antar pribadi.

Sumber:

- Pengantar Ilmu Komunikasi, Sasa Djuarsa Sendjaja

- Ilmu Komunikasi suatu pengantar, Dedy Mulyana

- Komunikasi antar manusia, Joseph A. Devito

http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/webbasedmedia

KOMUNIKASI MASSA



Pengertian dan Karakteristik Komunikasi Massa
            Pengertian komunikasi massa tidak dapat di definisikan dengan singkat dan sederhana. Pengertian komunikasi massa tercakup hal – hal seperti isi pesan ( pengolahan, pengiriman, penerimaan ), teknologi, kelompok – kelompok, macam – macam konteks, bentuk – bentuk, audience ( khalayak ), dan effect ( pengaruh ). Definisi yang dikemukakan oleh Defleur dan Dennis dalam bukunya Understanding Mass Communication ( 1985 ). Defleur dan Dennis mengatakan bahwa “komunikasi massa adalah suatu proses dalam komunikator – komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan – pesan secara luas, dan secara terus – menerus menciptakan makna – makna yang diharapkan dapat mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda – beda melalui berbagai cara”.

Proses dan Karakteristik Isi Pesan Komunikasi Massa
A.   Proses Komunikasi Massa
Proses komunikasi massa dalam media menerima informasi dan berita dari berbagai sumber, tim redaksi berfungsi sebagai gatekeeper ( penjaga gerbang ) yang melakukan seleksi atas isi pemberitaan yang layak untuk dimuat. Tim redaksi menjalankan fungsinya sebagai decoder, interpreter, dan encoder. Dalam arti bahwa tim redaksi membaca, menilai, menyeleksi berita – berita yang masuk dan memutuskan hal – hal yang layak dimuat atau disiarkan media tersebut. Kegiatan selanjutnya adalah menyebarkan atau menyiarkan pesan – pesan media tersebut pada khalayak.
Khalayak media terdiri dari individu – individu. Dalam kegiatan decoding, interpreting, dan encoding juga berlangsung. Setiap individu akan menyeleksi dan menginterpretasikan berita yang dibaca atau program yang didengar atau dilihat. Biasanya individu yang terjangkau pesan – pesan media adalah bagian dari suatu kelompok, sehingga pesan – pesan dari media dapat mengalir ke anggota – anggota kelompok di sekelilingnya. Karena proses komunikasi massa berlangsung satu arah maka umpan balik hanya bersifat dugaan atau tertunda. Implikasi dari umpan balik yang tertunda yang bersifat dugaan, menjadi pendorong bagi media untuk menampilkan program atau pesan – pesan yang sesuai dan diminati khalayak. Yang perlu ditambahkan bahwa pada kenyataannya decoding-interpreting-encoding dalam suatu organisasi media adalah jauh lebih rumit daripada yang dibayangkan.
B. Karakteristik Isi Pesan Media Massa
1. Novelty ( Sesuatu yang Baru )
            Sesuatu yang “baru” merupakan unsur yang terpenting bagi suatu pesan media. Khalayak akan tertarik untuk menonton suatu program acara TV, mendengarkan siaran radio atau membaca surat kabar apabila isi pesannya dipandang mengungkapkan sesuatu hal yang baru atau belum diketahui. Oleh karena itu, para reaksi media berusaha keras untuk menampilkan informasi terbaru. Sedangkan bagi media cetak, untuk menyajikan unsur “terbaru” biasanya dengan cara menunda deadline sehingga bisa memuat berita yang dianggap penting. Akan tetapi “baru” disini dimaksudkan baru bagi khalayak, yakni bahwa untuk pertama kalinya mengetahui adanya faktor baru, dengan kemajuan teknologi.

2. Jarak ( Dekat atau Jauh )
            Jarak terjadinya suatu peristiwa dengan tempat publikasinya peristiwa itu, mempunyai arti penting. Khalayak akan tertarik untuk mengetahui hal – hal yang berhubungan langsung dengan kehidupan dan lingkungannya.

3. Popularitas
            Peliputan tentang tokoh, organisasi atau kelompok, tempat dan waktu yang penting dan terkenal akan menjadi berita besar atau menarik perhatian khalayak. Disamping itu media massa akan mengulas perisriwa pada waktu – waktu penting.


4. Pertentangan ( Conflict )
            Hal – hal yang mengungkapkan pertentangan, baik dalam bentuk kekerasan ataupun menyangkut perbedaan pendapat dan nilai, biasanya disukai oleh khalayak.

5. Komedi ( Humor )
            Manusia pada dasarnya tertarik dengan hal – hal lucu dan menyenangkan. Bentuk – bentuk penyampaian pesan yang bersifat humor lazimnya disenangi khalayak.

6. Seks dan Keindahan
            Salah satiu sifat manusia adalah menyenangi unsur seks dan keindahan atau kecantikan sehingga kedua unsur tersebut bersifat universal. Karena unsur itu bersifat universal dan menarik perhatian khalayak maka media massa sering kali menunjukkan kedua unsur ini.

7. Emosi
            Hal – hal yang berkaitan dan menyentuh kebutuhan dasar manusia, seringkali bisa menimbulkan emosi dan simpati. Menurut Abraham A. Maslow kebutuhan dasar manusia mencakup kebutuhan fisik ( pangan, sandang, papan ), rasa aman, sosial, harga diri dan aktualisasi diri. Peristiwa – peristiwa yang menyentuh kebutuhan dasar tersebut akan menimpulkan emosi sekaligus empati khalayak, seperti bencana kelaparan, dan pembantaian.

8. Nostalgia
            Nostalgia disini menunjukkan pada hal – hal yang mengungkapkan pengalaman dimasa lalu.

9. Human Interest
            Gambaran tentang kehidupan orang ini ( cerita – cerita ) dapat dikemas dalam bentuk feature, biografi dan berbagai bentuk acara deskriptif lainnya. Oleh karena itu untuk menarik perhatian khalayak diperlukan keahlian wartawan dalam menggambarkan atau menuliskan unsur human interest ini .

Fungsi Komunikasi Massa
            Komunikasi yang dilakukan media massa secara garis besar memiliki dua fungsi pokok : fungsi terhadap masyarakat ( social – function ) dan fungsi terhadap individu ( individual – function ). Kedua fungsi ini terkait dan terjabarkan di dalam proses pengolahan, pengiriman dan penerimaan isi pesan media massa. Di samping itu, dua fungsi komunikasi tersebut, satu dengan yang lain saling melengkapi, artinya fungsi terhadap masyarakat tidak terlepas sama sekali dengan fungsi terhadap individu. Butir – butir dari isi fungsi terhadap masyarakat kegunaannya dapat pula dikenakan pada individu. Perbedaan yang nyata dari fungsi tersebut bersifat menyangkut orang banyak atau bersifat sosiologis, dan fungsi terhadap individu bersifat psikologis.
  1. Fungsi Terhadap Masyarakat
Fungsi terhadap masyarakat memiliki pengertian yang luas, mencakup orang banyak, kelompok – kelompok, dan sistem budaya termasuk norma sosial. Menurut Lasswell dan Wright ( 1975 ) ada empat fungsi komunikasi massa :
1.    Pengawasan lingkungan
Fungsi pengawasan lingkungan menunjuk pada upaya pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai berbagai peristiwa yang terjadi di dalam dan di luar lingkungan suatu masyarakat. Dalam fungsi ini yang paling penting dari masyarakat adalah berbagai berita yang ada akan memberikan semacam peringatan awal agar mampu menilai dan menyesuaikan pada kondisi yang selalu berkembang dan berubah.
2.    Korelasi antarbagian di dalam masyarakat untuk menanggapi lingkungan
Fungsi korelasi meliputi interpretasi terhadap informasi dan preskripsi ( memberi petunjuk atau alternatif ) untuk mencapai konsensus dalam upaya mencegah konsekuensi yang tidak diinginkan akan terjadi karena adanya informasi tentang lingkungan tersebut.
3.    Sosialisasi
Fungsi sosialisasi menunjuk pada upaya transisi dan pendidikan nilai – nilai serta norma – norma dari suatu generasi kepada generasi yang berikutnya atau dari suatu kelompok masyarakat terhadap para anggota kelompok yang baru. Fungsi semacam ini yang telah dilakukan oleh para orang tua atau para guru disekola, sedangkan fungsi media massa ( koran, majalah, radio, televisi dan film ) memberikan kerangka berfikir umum yang sangat penting bagi masyarakat. Disini proses transmisi nilai – nilai dan norma – norma sosial yang penting dalam kehidupan akan terjadi.
4.    Hiburan
Fungsi hiburan menunjuk pada upaya komunikasi yang bertujuan memberikan hiburan pada khalayak luas. 
Disamping penjelasan Lasswell dan Wright di atas, Paul F. Lazarfeld dan Robert K. Merton dalam makalahnya Mass Communication Popular Taste and Organized Social Action ( 1971 ) menambahkan dua fungsi sosial komunikasi massa :
  1. Mengukuhkan Status Publik ( Status Conferral )
Dalam setiap masyarakat legitimasi atau pengukuhan status oleh masyarakat akan diberikan pada ide-ide, isu – isu, oarang-orang, organisasi-organisasi, atau gerakan – gerakan tertentu. Setiap ide-ide, isu-isu, atau orang – orang tertentu yang dilaporkan atau dimuat oleh media massa akan memilki pretise sendiri. Dalam hal ini media massa telah memberikan status publik yang tinggi. Disinilah letak publisitas suatu media massa. Contohnya, orang – orang yang idenya sering dimuat dalam media massa cetak dan elektronik. Akan dianggap sebagai pakar dan dipercaya oleh masyarakat.
  1. Memperkokoh norma – norma sosial
Media massa jugs berfungsi memperkuat atau memperkokoh norma – norma sosial masyarakat. Umumnya, media massa akan memuat atau melaporkan adanya penyimpangan-penyimpangan dari norma-norma yang ada di masyarakat. Contohnya, yogyakarta yang menyatakan para pelajar dan mahasiswa telah melakukan “kumpul kebo”. Akibatnya, muncul banyak tanggapan, tulisan,dan seminar, yang menghadirkan para ilmuwan dan ulama untuk membahas persoalan remaja tersebut. Berdasarkan uraian fungsi komunikasi massa terhadap masyarakat, baik Laswell dan Wright maupun Lazarfed dan Merton, memeberikan peringatan bahwa media massa dalam melakukan kegiatan komunikasi dapat pula menjadi kegiatan yang disfungsional ( merusak, menimbulkan kepanikan, meracuni,dsb)  dapat dikatakan bahwa secara operasional media massa memiliki peranan sebagai sarana; kontrol sosial, pendidikan, kebudayaan, penerangan, persuasi,dan hiburan. Namun, perlu ditambahkan disini bahwa dalam perkembangan dewasa ini fungsi media massa dapat menjadi sarana bisnis dan komersialisasi.

  1. FUNGSI TERHADAP INDIVIDU ( INDIVIDUAL FUNCTION)
Menurut Samuel L. Becker ( 1985 ) ada delapan fungsi komunikasi massa
  1. Pengawasan atau Pencarian Informasi
Informasi yang menyangkut kehidupan manusia selalu dilaporkan oleh media massa. Oleh karena itu, hal ini telah memberikan pengetahuan bagi setiap orang.
  1. Mengembangkan Konsep Diri
Setiap individu akan selalu mencari ( mengeksplorasi ) segala informasi yang berhubungan dengan pekerjaannya atau profesi yang disandangkannya, hal ini dapat diperoleh dari media massa yang ada. Dengan semakin berkembangnya media massa elektronika, setiap orang akan dengan mudah mendapatkan informasi yang dibutuhkan. Akhirnya, akan membantu dalam mengambil keputusan dan berbuat secara profesional, sesuai dengan pekerjaannya. Media massa akan membantu juga dalam mengembangkan konsep diri masing-masing orang.
  1. Fasilitasi dalam Hubungan Sosial 
Media massa juga membantu kita dalam pergaulan sosial. Karena media massa selalu menyediakan topik-topik yang dapat menjadi pembicaraan hangat dalam setiap pergaulan kita dengan orang lain.
  1. Substitusi dalam Hubungan Sosial
Dalam hubungan pergaulan dengan teman yang lain kita akan terlibat secara psikologis dengan hubungan akrab pergaulan. Aspek – aspek psikologi dalam hubungan sosial ini sering kita dapat ditemui dalam isi pesan media massa.
  1. Membantu Melegakan Emosi
Dari berbagai jenis media massa yang ada, seperti koran, majalah, radio, televisi, dan film, umumnya telah membantu kita dalam mencapai suasana menyenangkan, memberi hiburan,melepaskan emosi, atau membuat kita tertawa.
  1. Sarana Pelarian dari Ketegangan dan Keterasingan
Dalam menghadapi pekerjaan dan aktivasi sehari-hari kita sress, bahkan kita merasa terasing dengan pergaulan dengan teman-teman atau lingkungan disekitar. Dalam kondisi ini kita akan mencari tempat pelarian dari rasa tegang dan terasing. Dengan mendengarkan radio, membaca koran, atau menonton televisi, kita akan dapat melupakan segala ketegangan, dan keterasingan.
  1. Sebagai Bagian dari Kehidupan Rutin atau Ritualisasi
Dalam kehidupan sehari-hari, media massa telah mengisi sebagian dari kebutuhan hidup.

Dampak Komunikasi Massa
Dampak komunikasi massa dapat dibagi menjadi dua aspek, pertama berkaitan dengan media secara fisik kedua berkaitan dengan pesan media massa.
A.           Dampak Media Massa Sebagai Objek Fisik
Steven H. Chaffe dalam Mass Comunication Review Yearbook 1 menyebut empat dampak kehadiran media massa sebagai objek fisik,
Dampak Ekonomis
Kehadiran media massa menimbulkan dampak secara ekonomis, yaitu menggerakkan usaha dalam berbagai sektor, seperti produksi, distribusi, dan konsumsi jasa media massa. 
  Dampak Sosial
Kehadiran media massa telah membawa perubahan pada struktur atau interaksi sosial. Pemilikan media massa ini secara tidak langsung telah meningkatkan status pemiliknya.
            Dampak pada Penjadwalan Kegiatan
            Kehadiran media massa ternyata dapat mengubah jadwal kegiatan sehari-hari khalayak.
Media Massa sebagai Penyaluran Perasaan Tertentu
Seringkali orang menggunakan media untuk menghilangkan perasaan tertentu, seperti, kesepian, kecewa, bosan tanpa mempersoalkan pesan apa yang disampaikan.
B.    Dampak Pesan Media Massa
Terhadap khalayak lazimnya mencangkup aspek kognitif,afektif dan konatif.
Dampak kognitif
Dampak ini terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami atau di dipersepsi khalayak. Dampak ini berkaitan dengan penyampaian informasi, pengetahuan, keterampilan maupun kepercayaan oleh media massa. Dalam masyarakat modern, dampak kognitif penyebaran informasi oleh media massa terhadap khalayak semakin kuat karena informasi tentang berbagai hal sering kali diperoleh melalui media massa.

Dampak Afektif
Dampak pesan media massa sampai pada tahap afektif bila pesan yang disebutkan media massa mengubah pada apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak. Dampak ini berkaitan dengan perasaan, rangsangan, emosional, sikap atau nilai.
Dampak Konatif
Dampak pesan media massa sampai pada tahap konatif, apabila pesan-pesan yang disebarkan media massa menimbulkan pola-pola tindakan, kegiatan atau perilaku nyata yang dapat diamati.
Secara teoritis, dampak penyebaran pesan melalui media massa lazimnya hanya mampu sampai ketahap kognitif da  n afektif. Lebih lanjut, dampak atau akibat dari penyebaran pesan melalui media massa terhadap khalayak luas akan terjadi secara kuat, dan mungkin tidak hanya terjadi dalam tahap kognitif dan afektif, tetapi juga sanpai ketahap konatif, apabila di tunjang oleh beberapa kondisi sebagai berikut.
a.   Exposure ( jangkaun pengenaan )
Dampak media massa akan timbul secara kuat dan cepat apabila sebagian besar khalayak memeang telah terekspos oleh media massa.

b.   Kreadibilitas
Dampak media massa akan kuat apabila memiliki kredibilitas yang cukup tinggi di mata khalayaknya. Dalam arti bahwa dipercaya kebesarannya.
c.   Konsonansi
Penyebaran informasi melalui media massa akan menghasilkan dampak yang lebih kuat apabila mengikuti prinsip “konsonansi”. Dalam arti bahwa isi informasi tentang sesuatu hal yang disampaikan oleh berbagai media massa relatif sama atau serupa, baik dalam hal materi isi, arah dan orientasinya maupun dalam hal waktu, frekuensi dan cara penyajiannya.
d.   Signifikansi
Informasi yang disampaikan media massa akan menghasilkan dampak yang kuat apabila materi isinya memang “signifikan”, dalam arti berkaitan secara  langsung dengan kepentingan dan kebutuhan khalayak.
e.   Sensitif
Informasi yang disampaikan media massa akan menimbulkan dampak yang lebih kuat, baik dampak positif maupun negatif, apabila materi dan penyajian isinya menyentuh hal-hal yang bersifat “sensitif”.
f.     Situasi Kritis
Informasi yang disampaikan media massa akan menimbulkan dampak yang lebih kuat apabila masyarakat sedang berada dalam situasi kritis akibat ketidakstabilan struktur.
g.   Dukungan Komunikasi antarpribadi
Penyebaran informasi melalui media massa juga akan menghasilkan dampak yang lebih kuat apabila didukung oleh komunikasi antarpribadi, dalam arti bahwa informasi tersebut kemudian juga ramai dibicarakan orang.




sumber :
 buku komunikasi massa . Drs. Elvinaro Ardiantoro, M.Si. |Dra. Lukiati Komala, M.Si. | dra. Siti Karlina M.Si






http://cai.elearning.gunadarma.ac.id/webbasedmedia